Kenali gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) pada orang dewasa

Jakarta (ANTARA) – Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia.

DBD tidak hanya berisiko bagi anak-anak, tetapi juga dapat menyerang orang dewasa. Infeksi virus dengue bisa menyebabkan berbagai gejala yang bervariasi, mulai dari demam tinggi, nyeri sendi, hingga pendarahan pada beberapa kasus.

Mengenali gejala DBD secara dini sangat penting untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat waktu. Dengan deteksi dini dan penanganan yang cepat, risiko komplikasi akibat penyakit ini dapat diminimalkan.

Baca juga: Demam Berdarah Dengue (DBD): Penyebab, gejala awal, dan pengobatan

Gejala utama DBD pada orang dewasa

1. Demam tinggi mendadak

Penderita biasanya mengalami demam tinggi hingga mencapai 40 derajat Celsius tanpa disertai gejala batuk atau bersin. Demam ini muncul secara tiba-tiba dan berlangsung selama 2–7 hari.

2. Nyeri otot dan sendi

Rasa nyeri yang hebat pada otot, sendi, dan tulang sering dirasakan oleh penderita, sehingga DBD kerap disebut sebagai “breakbone fever”.

3. Sakit kepala parah

Sakit kepala intens, terutama di area dahi dan belakang mata, merupakan gejala umum DBD.

4. Mual dan muntah

Penderita mungkin mengalami mual dan muntah yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada perut.

5. Ruam kulit

Munculnya bintik-bintik merah atau ruam pada kulit yang biasanya terlihat pada tungkai bawah dan dada. Ruam ini muncul pada hari ketiga setelah terinfeksi dan dapat bertahan selama 2–3 hari.

6. Pendarahan ringan

Beberapa penderita mungkin mengalami pendarahan ringan seperti mimisan atau gusi berdarah.

Baca juga: Jakpus gencarkan PSN untuk atasi DBD

7. Kelelahan dan lemas

Setelah mengalami gejala-gejala di atas, tubuh akan merasakan kelelahan akibat penurunan nafsu makan dan dehidrasi.

Fase-fase DBD

1. Fase demam (Febrile Phase)

Ditandai dengan demam tinggi yang berlangsung selama 2–7 hari, disertai gejala seperti nyeri otot, sakit kepala, dan ruam kulit.

2. Fase kritis (Critical Phase)

Terjadi pada hari ke-3 atau ke-7 sejak gejala pertama muncul. Pada fase ini, suhu tubuh menurun, namun risiko pendarahan dan kebocoran plasma meningkat, yang dapat menyebabkan syok dan berpotensi fatal.

3. Fase pemulihan (Recovery Phase)

Setelah melewati fase kritis, penderita memasuki fase pemulihan di mana kondisi tubuh mulai membaik dan fungsi organ kembali normal.

Jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala-gejala di atas, terutama demam tinggi yang tidak kunjung membaik setelah 2–3 hari, segera konsultasikan ke fasilitas kesehatan terdekat. Penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius yang dapat mengancam jiwa.

Baca juga: Kebayoran Lama Utara jadi kelurahan dengan DBD tertinggi di Jaksel

Pencegahan DBD

Langkah pencegahan utama adalah menghindari gigitan nyamuk dengan melakukan 3M Plus:

– Menguras: Membersihkan tempat penampungan air secara rutin.

– Menutup: Menutup rapat tempat-tempat penampungan air.

– Memanfaatkan kembali: Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.

– Plus: Menggunakan obat nyamuk, memasang kelambu saat tidur, dan menaburkan bubuk larvasida di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.

Dengan mengenali gejala DBD sejak dini, masyarakat dapat segera mengambil tindakan medis yang diperlukan. Penanganan yang cepat dan tepat dapat mencegah komplikasi serta mengurangi risiko penyebaran penyakit ini.

Selain itu, langkah pencegahan seperti menjaga kebersihan lingkungan, menguras tempat penampungan air, dan menggunakan kelambu atau repelan nyamuk sangat penting. Dengan upaya bersama, kita dapat menekan angka kejadian DBD dan menjaga kesehatan masyarakat.

Baca juga: Kemenkes imbau waspadai genangan air penyebab DBD setelah banjir

Baca juga: Kemenkes bagikan kiat cegah penularan dengue usai banjir

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *